Asal-Usul Kampung Akawera

Pada tahun 1960-an, dua bersaudara, Solo Lukubang dan Wariaka, berlayar dari Kiser bersama anak buah mereka yang memiliki kecacatan fisik. Mereka membawa kemiri Tangke Mera, bambu kuning, ikan hias dan air emas di atas perahu Lekilai.S

elama pelayaran, mereka kehabisan air minum dan singgah di Ende. Dua bersaudara itu memerintahkan anak buah mereka mengambil air menggunakan bambu, tetapi secara rahasia melubangi bambu untuk menunda kepulangannya dengan tujuan meninggalkan anak buah mereka.

Setelah kembali, anak buah mereka menemukan perahu hilang. Dengan kekuatan gaib, mereka terbang mencari Lekilai. Setelah bersatu kembali, mereka berlayar ke Tanjung Sibila (sekarang Tanjung Margeta), di mana satu papan perahu patah. Mereka meminjam alat dari Kampung KUI dan memperbaiki perahu.

Di Pantai Maumana, suku Raja mengundang mereka menetap. Mereka membuat perangkap ikan (Bubu). Meski berusaha sama, dua bersaudara itu menangkap ikan lebih besar, memicu kecemburuan. Suku Raja memerintahkan mereka pergi.

Dua bersaudara itu berjalan ke Kalangkere, lalu Kampung Kolam Susu. Menghadapi kelangkaan air, mereka pindah ke Pantai dan menamai tempat itu Akawera.

Mereka melanjutkan aktivitas sehari-hari. Suatu hari, Solo Lukubang dan Wariaka memutuskan untuk memancing. Solo Lukubang mendapatkan ikan, sedangkan Wariaka menarik kailnya dan mendapatkan ubi-ubian. Kedua bersaudara itu memutuskan Wariaka tinggal di gunung, sementara Solo Lukubang tinggal di pantai.

Wariaka pergi ke gunung membawa kemiri batang Mera dan bambu kuning, sehingga daerah itu dinamai Langpate. Mereka juga melepaskan air emas di Kampung Waiwerang dan ikan matanya diekor di Sungai Akawera.


Cerita ini berasal dari Kecamatan Pureman,Desa Purnama

Sumber cerita ini,saya dengar langsung dari orang asli Akawera yang bernama

Bai YOHANIS MAUTUKA








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona Gunung Koya-koya: Surga Tersembunyi di Alor